BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Kepemimpinan dari pada
masa dahulu kala sampai sekarang selalu berkembang dikarenakan perkembangan
teknologi dan pengetahuan. Salah satu gaya kepemimpinan yang ada yaitu
kepempinan visionary
Dalam teori kepribadian
menurut Moejiono memandang bahwa kepemimpinan tersebut sebenarnya sebagai
akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas
tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance
induction theorist) cenderung memandang kepemimpinan sebagai pemaksaan atau
pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk
kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).
Untuk segi praktisnya,
definisi yang diberikan oleh Stephen Robbins lebih dapat dipakai sebagai rujukan.
Menurutnya “leadership is the notion that leaders are individuals who, by their
actions, facilitate the movement of a group of people toward a common or shared
goal” (Stephen Robbins,1997). Dengan definisi ini kepemimpinan merupakan suatu
proses untuk mempengaruhi unit organisasi mencapai tujuannya.
BAB II
KEPEMIMPINAN
2.1 Pengertian
Pengertian kepemimpinan
didefinisikan oleh beberapa ahli sebagai mana berikut ini.
1.
Kepemimpinan
adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui
proses komunikasi untuk mencapai satu
atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).
2.
Kepemimpinan
adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan
yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).
3.
Kepemimpinan
adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk
mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46).
4.
Kepemimpinan
adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok atau orang
mengikuti dan menaati segala keinginannya. Kepemimpinan adalah suatu proses
yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan
dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques,
1990, 281).
2.2 Fungsi
Bennis dalam Hitt (1993),
memberikan pandangan secara umum tentang kepemimpinan. Dia mengatakan bahwa
proses menjadi pemimpin identik dengan proses menjadi manusia seutuhnya. Jalur
yang harus ditempuh pemimpin sebagai orang yang berfungsi sepenuhnya melalui
sejumlah kebijaksanaan berikut:
1.
Kepemimpinan
pada umumnya didefinisikan sebagai suatu pengaruh, seni atau proses
mempengaruhi orang sehingga mereka akan bertindak secara sukarela menuju
pencapaian tujuan kelompok.
2.
Pengaruh ini
ditimbulkan melalui hubungan pribadi yang efektif antara pemimpin dan pengikut.
Hubungan ini akan mendongkrak pengikut menjadi pribadi yang lebih baik.
3.
Bagi seorang
pemimpin agar dapat menyelaraskan pengikut menjadi pribadi yang lebih baik,
pemimpin harus berada pada “level keadaan yang lebih baik” dari pengikutnya.
4.
Dengan level
kedaan yang lebih baik berarti pemimpin memiliki kematangan secara psikologis.
Derajat kemampuan pemimpin menciptakan hubungan yang mendorong pertumbuhan
pengikut sebagai pribadi yang terpisah merupakan ukuran pertumbuhan psikologis.
5.
Pemimpin yang
matang kepribadiannya adalah orang yang berfungsi sepenuhnya. Orang yang
berfungsi sepenuhnya adalah orang yang menggunakan semua kemampuan yang telah
dibentuk menjadi suatu kesatuan.
2.3 Prinsip
Kepemimpinan
Prinsip
suatu sikap atau pengertian yang menjadi dasar dari sesorang kukuh dalam
pendiriannya. Menurut Stephen R. Covey
(1997), prinsip adalah bagian dari suatu
kondisi, realisasi dan konsekuensi. Mungkin prinsip menciptakan kepercayaan dan
berjalan sebagai sebuah kompas/petunjuk
yang tidak dapat dirubah. Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada
prinsip-prinsip (Stephen R. Coney) sebagai berikut :
1.
Seorang yang
belajar seumur hidup
Tidak hanya melalui
pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, belajar melalui
membaca, menulis, observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik
maupun yang buruk sebagai sumber belajar.
2.
Berorientasi
pada pelayanan
Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi
melayani, sebab prinsip pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karir
sebagai tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih
berprinsip pada pelayanan yang baik.
3.
Membawa energi
yang positif
Setiap orang mempunyai
energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan
dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi
positif untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau
bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan.
2.4 Gaya
Kepemimpinan Visioner
Kepemimpinan visioner (Visionery
Leadership) merupakan sebuah gaya
kepemimpinan yang mengutamakan dari pencapaian visi. Visionary leadership cakupannya agak berbeda
dari bentuk kepemimpinan yang karimastik dan strategik. Pimpinan dengan pola
visionary ini memiliki kemampuan untuk menyatakan kepemimpinannya secara
realistis, dan dapat meyakinkan serta menuntun organisasi mencapai suatu
cita-cita masa depan yang lebih baik dari kendisinya pada masa kini. Gaya
kepemimpinan visionary selalu konsisten dan fokus terhadap pencapaian visi,
yang dalam prakteknya tidak kaku terhadap kendala anggaran seperti yang terjadi
pada model kepemimpinan yang strategik. Model kepemimpinan ini lebih cocok
untuk perusahaan-perusahaan yang melaksanakan perencanaan sistem yang bersifat
innovative.
2.5 Prinsip
Management
1.
PERENCANAAN
(PLANNING)
Pada umumnya perencanaan meliputi :
a)
Hal-hal
yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang
b)
Mangkonkretkan
dan mengefektifkan hal-hal tersebut
c)
Pengkoordinasian
Perencanaan
dalam arti luas dapat berarti bahwa melihat kedepan. Jadi penetapan waktu juga
mencakup pengkoordinasian metode-metode dan alat-alat didalamnya termasuk:
·
Persiapan
pekerjaan
·
Pembagian
kerja
·
Penetapan
urutan tindakan
2.
PENGORGANISASIAN
(ORGANIZING)
Pengorganisasian berhubungan dengan kegiatan
mengusahakan agar sekelompok manusia bekerja sama kearah pencapaian sasaran
tertentu, berhubungan pula dengan perincian tugas jabatan atau hak dalam suatu
kerangka yang secara keseluruhan diharapkan dapat mencapai sasaran dengan efisien.
3.
MENGGERAKAN
(ACTUATING)
Tindakan perencanaan dan juga pengorganisasian
belumlah akan memberikan hasil nyata, sebelum kita melaksanakan aktifitas yang
berhubungan dengannya. Problem yang lazim dihadapi oleh para menajer sebuah
perusahaan adalah:
·
Bagaimana
cara mengusahakan agar anggota-anggota organisasi yang bersangkutan bekerjasama
secara lebih eafisien.
·
Bagaimana
mereka mengembangkan skill dan kemampuan mereka.
·
Bagaimana
mereka menjadi wakil baik organisasi yang bersangkutan.
4.
PENGAWASAN
(CONTROLLING)
Proses manajemen dapat dikatakan selesai apabia
proses pengawasan telah dilaksanakan dengan baik, juga mencakup masalah-masalah
berikut:
·
Membandingkan
kejadian-kejadian dengan rencana-rencana yang sebelumnya dibuat
·
Mengadakan
koreksi-koreksi yang perlu dilakukan apabila kejadian-kejadian dalam kenyataan
ternyata menyimpang dari rencana-rencana.
2.6 Mengaplikasikan
Kepemimpinan Visioner
Seorang manajer membuat planing (rencana) yang
bertahap dan rencana tersebut spesifik tergantung dari bagian bagian yang di
pimpinnya. Contohnya karyawannya dia beri pelatihan yang bertahap untuk
menambah kualitas kinerja karyawan tersebut dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Mujiono,
Imam. 2002. Kepemimpinan dan Keorganisasian. Yogyakarta: UII Press.
Purnama, Nursya’bani. 2005. Kepemimpinan Organisasi Masa Depan Konsep Dan Strategi Keefektifan.
Jakarja : JSB;
Hitt, William D. 1993,”The Model Leader: A Fully Functioning Person”, Leadership &
Development Journal.
Robbins S. 1996, “Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi dan
Aplikasi, San Diego State University”, diterbitkan oleh PT Prenhalinddo,
1996 Jakarta.
2010. "Pengertian kepemimpinan menurut para ahli".
(Online).
(Http://Izmanyzz.wordpress.com/2010/09/04/pengertian-kepemimpinan-menurut-para-ahli,
diakses 29
Oktober 2015).
2010
2010. “Sifat
Kepemimpinan”. (online) (http://makalahdanskripsi.blogspot.co.id/2010/07/kepemimpinan.html,
diakses 27 oktober 2015)
Comments
Post a Comment