BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Pembaruan dalam Islam yang timbul pada periode sejarah Islam mempunyai
tujuan, yakni membawa umat Islam pada kemajuan, baik dalam ilmu pengetahuan
maupun kebudayaan. Perkembangan Islam dalam sejarahnya mengalami kemajuan dan
juga kemunduran. Bab ini akan menguraikan perkembangan Islam pada masa
pembaruan. Pada masa itu, Islam mampu menjadi pemimpin peradaban. Mungkinkah
Islam mampu kembali menjadi pemimpin peradaban?
Dalam bahasa Indonesia,
untuk merujuk suatu kemajuan selalu dipakai kata modern, modernisasi, atau
modernisme. Masyarakat barat menggunakan istilah modernisme tersebut untuk
sesuatu yang mengandung arti pikiran, aliran atau paradigma baru. Istilah ini
disesuaikan untuk suasana baru yang ditimbulkan oleh kemajuan, baik oleh ilmu
pengetahuan maupun tekhnologi.
1.2 Tujuan
Tujuan
dibuatnya makalah ini adalah untuk melengkapi tugas dari mata pelajaran “Agama
Islam”. Dan untuk menambah wawasan serta informasi khususnya perkembangan islam
dimasa pertengahan dan modern.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PERKEMBANGAN ISLAM PADA ABAD PERTENGAHAN
Pada tahun132 H/750 M, keturunan bani Umayyah
ditumpas habis dan menandai berkahirnya dinasti tersebut. Hanya Abdurrahman,
satu-satunya keturunan bani Umayah yang berhasil melarikan diri ke Andalusia
dan mendirikan dinasti Umayyah II di daratan Eropa tersebut. Sejalan dengan
pesatnya perkembangan Islam di Asia dan Afrika, Islam juga menyebar ke Eropa.
Yaitu melalui tiga jalan sebagai berikut.
1.
Jalan barat,
yakni dilakukan dari Afrika Utara melalui Semenanjung Iberia di bawah pimpinan
thariq bin ziyad (711 M). Bahkan, tentara Islam dapat melewati Pegunungan
Pirenia yang akhirnya ditahan oleh tentara perancis di bawah pimpinan karel
martel di kota poitiers (732 M). Akhirnya, pemerintahan Khilafah Umayyah
memipmpin di semenanjung Iberia yang dikenal dengan bani Umayah II (711 M-1492
M) dengan ibukotanya Cordoba.
2.
Jalan
tengah, yakni dilakukan dari Tunisia melalui Sisilia menuju sepenanjung
Apenina. Islam dapat menduduki Sisilia dan Italia selatan, tetapi dapat direbut
kembali oelh bangsa Nordia pada abad ke-11
3.
Jalan timur,
dimana pada tahun 1453, turki dibawah pimpinan Sultan Muhammad II berhasil
menaklukkan Byzantium dengan terlebih dahulu menyerang Konstantinopel dari arah
belakang yakni laut hitam sehingga mengejutkan tentara byzantium timur. Dari
Byzantium, tentara turki usmani terus melakukan perlawanan sampai ke kota Wina
di Austria. Setelah itu, tentara Turki Usmani mundur kembali ke Semenanjung
Balkan dan menguasai daerah ini selama kurang lebih empat abad. Baru pada abad
ke-19, daerah ini berhasil melepaskan diri dari kekuasaan Islam. Akan tetapi,
kota konstantinopel masih tetap dikuasai dinasty Umayyah dan berubah menjadi
Istanbul
2.1.1. PERKEMBANGAN
ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN
Sesungguhnya
Eropa banyak berhutang budi pada Islam karena banyak sekali peradaban Islam
yang mempengaruhi Eropa, seperti dari spanyol, perang salib dan sisilia.
Spanyol sendiri merupakan tempat yang paling utam bagi Eropa dalam menyerap
ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam, baik dalam bentuk politik, sosial,
ekonomi, kebudayaan dan pendidikan. Beberpa perkembangan Islam antara lain
sebagai berikut.
1.
Bidang
politik
Terjadi balance of power karena di bagian
barat terjadi permusuhan antara bani Umayyah II di Andalusia dengan kekaisaran
karoling di Perancis, sedangkan di bagian timur terjadi perseteruan antara bani
Abbasyah dengan kekaisaran Byzantium timur di semenanjung Balkan. Bani Abbasyah
juga bermusuhan dengan Bani Umayyah II dalam perebutan kekuasaan pada tahun 750
M. Kekaisaran Karoling bermusuhan dengan kekaisaran Byzanium timur dalam
memperebutkan Italia. Oleh karena itu terjadilah persekutuan antara Bani
Abbasyah dengan kekaisaran Karoling, sddangkan bani Umayyah II bersekutu dengan
Byzantium Timur. Persekutuan baru berakhir setelah terjadi perang salib
(1096-1291)
2.
Bidang
Sosial Ekonomi
Islam telah
menguasai Andalusia pada tahun 711 M dan Konstantinopel pada tahun 1453 M.
Keadaan ini mempunyai pengaruh besar terhadap pertumbuhan Eropa. Islam berarti
telah menguasai daerah timur tengah yang ketika itu menjadi jalur dagan dari
Asia ke Eropa. Saat itu perdagangan ditentukan oleh negara-negara Islam. Hal
ini menyebabkan mereka menemukan Asia dan Amerika
3.
Bidang
Kebudayaan
Melalui
bangsa Arab (Islam), Eropa dapat memahami ilmu pengetahuan kuno seperti dari
Yunani dan Babilonia. Tokoh tokoh yang mempengaruhi ilmu pengetahuan dan
kebudayaan saat itu antara lain sebagai berikut.
a. Al Farabi (780-863M)
Al Farabi
mendapat gelar guru kedua (Aristoteles digelari guru pertama). Al Farabi
mengarang buku, mengumpulkan dan menerjemahkan buku-buku karya aristoteles
b. Ibnu Rusyd (1120-1198)
Ibnu Rusyd
memiliki peran yang sangat besar sekali pengaruhnya di Eropa sehingga
menimbulkan gerakan Averoisme (di Eropa Ibnu Rusyd dipanggil Averoes) yang
menuntut kebebasan berfikir. Berawal dari Averoisme inilah lahir roformasi pada
abad ke-16 M dan rasionalisme pada abad ke-17 M di Eropa. Buku-buku karangan
Ibnu Rusyd kini hanya ada salinannya dalam bahasa latin dan banyak dijumpai di
perpustakaan-perpustakaan Eropa dan Amerika. Karya beliau dikenal dengan
Bidayatul Mujtahid dan Tahafutut Tahaful.
c. Ibnu Sina (980-1060 M)
Di Eropa,
Ibnu Sina dikenal dengan nama Avicena. Beliau adalah seorang dokter di kota
Hamazan Persia, penulis buku-buku kedokteran dan peneliti berbagai penyakit.
Beliau juga seorang filsuf yang terkenal dengan idenya mengenai paham serba
wujud atau wahdatul wujud. Ibnu Sina juga merupakan ahli fisika dan ilmu jiwa.
Karyanya yang terkenal dan penting dalam dunia kedokteran yaitu Al Qanun fi At
Tibb yang menjadi suatu rujukan ilmu kedokteran
4. Bidang Pendidikan
Banyak pemuda Eropa yang belajar di
universitas-unniversitas Islam di Spanyol seprti Cordoba, Sevilla, Malaca,
Granada dan Salamanca. Selama belajar di universitas-universitas tersebut,
mereka aktif menterjemahkan buku-buku karya ilmuwan muslim. Pusat penerjemahan
itu adalah Toledo. Setelah mereka pulang ke negerinya, mereka mendirikan seklah
dan universitas yang sama. Universitas yang pertama kali berada di Eropa ialah
Universitas Paris yang didirikan pada tahun 1213 M dan pada akhir zaman
pertengahan di Eropa baru berdiri 18 universitas. Pada universitas tersebut
diajarkan ilmu-ilmu yang mereka peroleh dari universitas Islam seperti ilmu
kedokteran, ilmu pasti dan ilmu filsafat
Banyak gambaran berkembangnya Eropa pada saat
berada dalam kekuasaan Islam, baik dalm bidang ilmu pengetahuan, tekhnologi,
kebudayaan, ekonomi maupun politik. Hal-hal tersebut antara lain sebagai
berikut.
- Seorang sarjana Eropa, petrus Alfonsi (1062 M) belajar ilmu kedokteran pada salah satu fakultas kedokteran di Spanyol dan ketika kembali ke negerinya Inggris ia diangkat menjadi dokter pribadi oleh Raja Henry I (1120 M). Selain menjadi dokter, ia bekerja sama dengan Walcher menyusun mata pelajaran ilmu falak berdasarkan pengetahuan sarjan dan ilmuwan muslim yang didapatnya dari spanyol. Demikin juga dengan Adelard of Bath (1079-1192 M) yang pernah belajar pula di Toledo dan setelah ia kembali ke Inggris, ia pun menjadi seorang sarjan yang termasyhur di negaranya
- Cordoba mempunyai perpustakaan yang berisi 400.000 buku dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan
- Seorang pendeta kristen Roma dari Inggris bernama Roger Bacon (1214-1292 M) mempelajari bahasa Arab di Paris (1240-1268 M). Melalui kemampuan bahasa Arab dan bahasa latin yang dimilikinya, ia dapat membaca nasakah asli dan menterjemahkannya ke dalam berbagai ilmu pengetahuan, terutama ilmu pasti. Buku-buku asli dan terjemahan tersebut dibawanya ke Universitas Oxford Inggris. Sayangnya, penerjemahan tersebut di akui sebagai karyanya tanpa menyebut pengarang aslinya. Diantara bukuyang diterjemahkan antara lain adalah Al Manzir karya Ali Al Hasan Ibnu Haitam (965-1038 M). Dalam buku itu terdapat teori tentang mikroskop dan mesiu yang banyak dikatakan sebagai hasil karya Roger Bacon.
- Seorang sarjana berkebangsaan Perancis bernama Gerbert d’Aurignac (940-1003 M) dan pengikutnya, Gerard de Cremona (1114-1187 M) yang lahir di Cremona, Lombardea, Italia Utara, pernah tinggal di Toledo, Spanyol. Dengan bantuan sarjana muslim disana , ia berhasil menerjemahkan lebih kurang 92 buah buku ilmiah Islam ke dalam bahasa latin. Di antara karya tersebut adalah Al Amar karya Abu Bakar Muhammad ibnu Zakaria Ar Razi (866-926 M) dan sebuah buku kedokteran karangan Qodim Az Zahrawi serta buku Abu Muhammad Al baitar berisi tentang tumbuhan. Sarjana-sarjana muslim tersebut mengajarkan penduduk non muslim tanpa membeda-bedakan agama yang mereka anut
- Apabila kerajaan-kerajaan non muslim mengalahkan kerajaan-kerajaan Islam, maka yang terjadi adalah pembumihangusan kebudayaan Islam dan pembantaian kaum muslim. Akan tetapi, apabila kerajaan-kerajaan Islam yang menguasai kerajaan non muslim, maka penduduk negeri tersebut diperlakukan dengan baik. Agama dan kebudayaan merekapun tidak terganggu
- Banyak sarjana-sarjana muslim yang berjasa karena telah meneliti dan mengembangkan ilmu pengetahuan, bahkan karya mereka diterjemahkan ke dalam bahasa Eropa meskipun ironisnya diakui sebagai karya mereka sendiri.
Akibat atau
pengaruh dari perkembangan ilmu pengetahuan Islam ini menimbulkan kajian
filsafat Yunani di Eropa secara besar-besaran dan akhirnya menimbulkan gerakan
kebangkitan atau renaissans pada abad ke-14. berkembangnya pemikiran yunani ini
melalui karya-karya terjemahan berbahasa arab yang kemudian diterjemahkan
kembali ke dalam bahasa latin. Disamping itu, Islam juga membidani gerakan
reformasi pada abad ke-16 M, rasionalisme pada abad ke-17 M, dan aufklarung
atau pencerahan pada abad ke-18 M.
Nasib kaum
muslim di Spanyol sepeninggal Abu Abdullah Muhammad dihadapakan pada beberapa
pilihan antara lain masuk ke dalam kristen atau meninggalkan spanyol.
Bangunan-bangunan bersejarah yang dibangun oleh Islam diruntuhkan dan ribuan
muslim mati terbunuh secara tragis. Pada tahun 1609 M, Philip III mengeluarkan
undang-undang yang berisi pengusiran muslim secara pakasa dari spanyol. Dengan
demikian, lenyaplah Islam dari bumi Andalusia, khusunya Cordoba yang menjadi
pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan di barat sehingga hanya menjadi kenangan.
2.1.2. HIKMAH SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM PADA
ABAD PERTENGAHAN
Ada beberapa
manfaat yang dapat kita ambil dari sejarah perkembangan Islam pada abad
pertengahan, diantaranya sebagai berikut.
1. Meskipun Bani Umayyah telah dihancurkan oleh
Bani Abbasyah, perluasan wilayah Islam masih terus dilanjutkan sehingga dengan
demikian kebudayaan Islam tetap berkembang di Eropa. Hal tersebut menandakan
bahwa semangat kaum muslim dalam meraih cita-cita sangat tinggi sehingga
melahirkan persatuan dan kesatuan yang sangat dibutuhkan dalam mewujudkan hal
tersebut. Hal ini terbukti dalam setiap perluasan wilayah, kaum muslim mampu
menguasai Spanyol dalam waktu sekitar delapan abad (711-1492 M) dan menguasai
Semenanjung Balkan sekitar 4 abad (1453-1918 M)
2. Niat yang tulus ketika melakukan sesuatu
karena Allah sangat dibutuhkan, ketika niat telah berubah menjadi orientasi
terhadap kekuasaan atau harta, maka dengan cepat kehancuran akan menimpa. Hal
tersebut telah banyak dibuktikan pada peristiwa-peristiwa runtuhnya daulah bani
Umayyah, bani Abbasyah, dan bani Umayyah II di Andalusia serta kerajaan atau
pemerintahan lain dimanapun berada
3. Penaklukan wilayah yang demikian luas
dilakukan oleh kaum muslim saat itu berdasarkan pada permintaan penduduk suatu
negara yang ditindas oleh pemimpin mereka sendiri. Hal tersebut dikarenakan
penduduknya berada dibawah pemerintahan yang zalim atau karena kerajaan
tersebut telah mengganggu wilayah-wilayah Islam. Oleh karena itu, kaum muslim
telah bertindak sebagai pembebas masyarakat suatu negara dari tindakan
pemerintah mereka yang sewenag-wenang dan bukan bertindak sebagai penjajah atas
suatu negara. Penduduk yang dibebaskan tetap diberikan keleluasan untuk
menjalankan agama atau kepercayaan mereka masing-masing meskipun upaya
penyebaran agama Islam senantiasa dilakukan.
4. Islam memiliki kontribusi yang sangat besar
dalam upaya menyebarkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Eropa memiliki
kemajuan saat ini salah satunya disebabkan jasa sarjana-sarjana muslim yang
telah menjadi mata rantai perkembangan ilmu pengetahuan kepada masyarakat Eropa
saat itu.
2.1.3.
PENGHAYATAN TERHADAP SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM PADA ABAD PERTENGAHAN
Ada banyak
perilaku yang pat diterapkan sebagai cerminan penghayatan terhadap sejarah
perkembangan Islam di abad pertengahan yakni antara lain sebagai berikut.
- Sejarah merupakan pelajaran bagi manusia agar di kemudian hari perilaku atau perbuatan kaum muslim yang membuat kaum muslim dan umat manusia lainnya menderita tidqak terulang lagi. Lemahnya persatuan umat Islam dapat dijadikan celah pihak lain untuk memundurkan peran kaum muslim, baik dari kancah perekonomian maupun politik. Oleh karena itu, umat Islam hendaknya mampu mengubah tata kehidupannya yang seimbang antara kepentingan duniawi dan ukhrawinya serta senantiasa meningkatkan wawasan keislamannya melalui rujukan Al Qur’an dan Hadis.
- Umat Islam harus mengambil pelajaran dari negara barat. Mereka semula jauh tertinggal dibandingkan dengan kemajuan peradaban dan ilmu pengetahuan umat Islam, tetapi kemudian mereka dapat mengejar kemajuan peradaban dan ilmu pengetahuan umat Islam. Invasi Islam terhadap Eropa seperti andalusia dan Semenanjung Balkan selama berabad-abad telah memotifasi barat untuk mempelajari ilmu pengetahuan, tekhnologi dan kebudayaannya
- Keberadaan cendekiawan pada masa perkembangan Islam abad pertengahan seperti Ibnu Sina, Al Farabi, dan Ibnu Rusyd haurs menjadi inspirasi dan inovasi bagi uamt Islam untuk terus mempelajari berbagai disiplin ilmu demi melanjutkan cita-cita perjuangan tokoh-tokoh muslim pada abad pertengahan tersebut sehingga Islam mampu membawa rahmat bagi seluruh dunia.
2.1.4. PENGARUH SEJARAH ISLAM ABAD
PERTENGAHAN TERHADAP UMAT ISLAM INDONESIA
Jauh sebelum
Islam masuk ke Indonesia, bangsa Indonesia telah memeluk agama hindu dan budha
disamping kepercayaan nenek moyang mereka yang menganut animisme dan dinamisme.
Setelah Islam masuk ke Indonesia, Islam berpengaruh besar baik dalam bidang
politik, sosial, ekonomi,maupun di bidang kebudayaan yang antara lain seperti
di bawah ini.
- Pengaruh Bahasa dan Nama
Bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan sangat banyak dipengaruhi oleh bahasa Arab.
Bahasa Arab sudah banayk menyatu dalam kosa kata bahasa Indonesia, contohnya
kata wajib, fardu, lahir, bathin, musyawarah, surat, kabar, koran, jual, kursi
dan masker. Dalam hal nama juga banyak dipakai nama-nama yang berciri Islam
(Arab) seperti Muhammad, Abdullah, Anwar, Ahmad, Abdul, Muthalib, Muhaimin,
Junaidi, Aminah, Khadijah, Maimunah, Rahmillah, Rohani dan Rahma.
- Pengaruh Budaya, Adat Istiadat dan Seni
Kebiasaan
yang banyak berkembang dari budaya Islam dapat berupa ucapan salam, acara
tahlilan, syukuran, yasinan dan lain-lain. Dalam hal kesenian, banyak dijumpai
seni musik seperti kasidah, rebana, marawis, barzanji dan shalawat. Kita juga
melihat pengaruh di bidang seni arsitektur rumah peribadatan atau masjid di
Indonesia yang banayak dipengaruhi oleh arsitektur masjid yang ada di wilayah
Timur Tengah.
- Pengaruh dalam Bidang Politik
Pengaruh
inin dapat dilihat dalam sistem pemerintahan kerajaan-kerajaan Islam di
Indonesia seperti konsep khilafah atau kesultanan yang sering kita jumpai pada
kerajaan-kerajaan seperti Aceh, Mataram. Demak, Banten dan Tidore
- Pengaruh di bidang ekonomi
Daerah-daerah
pesisir sering dikunjungi para pedagang Islam dari Arab, Parsi,dan Gujarat yang
menerapkan konsep jual beli secara Islam. Juga adanya kewajiban membayar zakat
atau amal jariyah yang lainnya, seperti sedekah, infak, waqaf, menyantuni
yatim, piatu, fakir dan miskin. Hal itu membuat perekonomian umat Islam semakin
berkembang
Sejarah Islam dibagi menjadi tiga periode, yaitu:
- Periode Klasik (650-1250 M), merupakan zaman kemajuan. Periode ini dibagi dua fase:
- Fase ekspansi, integrasi, dan puncak kemajuan (650-1000 M).
- Fase disintegrasi (1000-1250 M).
- Periode Pertengahan (1250-1800 M), terdiri dari dua fase:
- Fase kemunduran (1250-1500 M).
- Fase tiga kerajaan besar (1500-1800 M).
- Periode Modern (1800-sekarang), merupakan periode kebangkitan umat Islam.
2.1.5. KESULTANAN USMANI
Didirikan oleh Usman, putra Artogol dari kabilah Oghuz di Mongol. Awalnya
datang ke Turki untuk meminta suaka politik kepada penguasa Seljuk dari
serangan tentara Mongol. Usman dipercaya menjadi panglima perang Dinasti Seljuk
menggantikan ayahnya. Setelah Sultan Alauddin wafat, Usman mengambil alih
kekuasaan, sejak itu berdirilah Dinasti Usmani.
Dinasti Usmani berbentuk kesultanan yang beribukota di Istanbul, Turki.
Berasal dari suku bangsa pengembara yang bermukim di wilayah Asia Tengah, salah
satunya suku Kayi. Usman bergelar “Pedisyah Al-Usman”, dibawah kepemimpinannya
wilayah kesultanan semakin luas dengan menaklukan beberapa wilayah, seperti
Azmir (1327 M), Tharasyanli (1356 M), Iskandar (1338 M), Ankara (1354 M), dan
Galipoli (1356 M). Pada masa pemerintahan Muhammad Al-Fatih Kesultanan Usmani
mengalami puncak kejayaan, dan dapat menaklukan wilayah Byzantum serta
Konstantinopel (1453 M).
1. Pemerintahan dan Militer
Tingkatan paling tinggi dipegang oleh Sultan, tingkat kedua perdana menteri
atau Sadrazan, tingkat ketiga gubernur atau Pasya, tingkat keempat bupati atau
As-sawaziq atau Al-alawiyah.
Sistem pemerintahan dan kekuasaan militernya berjalan baik. Muncul kelompok
elite militer yang disebut janissary atau inkrisyriyah pada masa Orkhan bin
Usman, kelompok ini merupakan kelompok penghancur negeri non-muslim.
2. Pengetahuan dan Budaya
Terjadi akulturasi dari beberapa negara seiring dengan meluasnya wilayah,
yaitu kebudayaan Persia, Byzantium, dan Arab. Rakyat Usmani mengambil ajaran
tentang etika dan tat krama dari kebudayaan Persia, organisasi dan kemiliteran
dari Byzantum, dan ilmu arsitektur dari Arab. Dari ilmu arsitektur tersebut,
berdirilah berbagai masjid yang bagus serta kaligrafi indah.
3. Agama
Muncul dua aliran tarekat, yaitu Bektsyi yang banyak pengaruhnya dibidang
militer, dan Maulawiyah yang banyak pengaruhnya di lingkungan pejabat
pemerintahan.
2.1.6. KERAJAAN SAFAWI
Didirikan oleh Syah Ismail pada 907 H/1500 M di Tabriz, Persia (Iran).
Awalnya sebuah gerakan tarekat yang bernama Safawiyah yang menjadi gerakan
politik, dipimpin oleh Syekh Safifuddin Ishaq. Gerakan ini memasuki wilayah
politik dan pemerintahan karena merupakan tarekat militer yang para pengikutnya
berkeinginan memainkan peran politik untuk memperkokoh kekuasaannya. Kegiatan
politik dipertajam pada pemerintahan Ismail, sehingga Ismail dianggap sebagai
pendiri Kerajaan Safawi. Dibentuk semacam kesatuan tentara agama atau Qizilbasy
(si kepala merah) pada pemerintahan Haidar.
Ismal menerapkan Syiah Isra Asyariah sebagai agama negara. Sebelumnya
Persia berada di bawah kekuaaan Suni, maka ia mendatangkan ulama Syiah dari
Iraq, Bahrein, dan Libanon untuk tujuannya. Program ini mengalami pertentangan
yang berat, karena tidak mudah mengubah ideologi rakyat dari Suni ke Syiah.
Banyak pula sastrawan dan ulama Suni yang dibunuh demi penerapan Syiah ini.
Syah Ismail terus melanjutkan penaklukan sampai ke seluruh Iran, Heart maupun
Diyarbakr (Turki), dan Baghdad dengan dukungan pasukan Qizilbasy.
Pada masa pemerintahan Syah Abbas (1588-1629) Kerajaan Safawi mengalami
puncak keemasaan. Tidak hanya meredam konflik internal dan merebut wilayah yang
melepaskan diri, tetapi Syah Abbas juga mampu melebarkan wilayahnya ke Tabriz,
Sirwan, dan kep.Harmuz, bahkan pelabuhan Bandar Abbas. Syah Abbas ingin
melepaskan diri dari ketergantungan dukungan kekuatan militer Qizilbasy, maka
ia membentuk kekuatan militer yang terdiri dari budak Kaukakus dan Georgia.
Strategi ini berhasil mengusir kekuatan Uzbek di Khirazan pada tahun 1598.
1. Pemerintahan dan Politik
Terbagi secara horozontal, yaitu didasarkan pada garis kesukuan atau
kedaerahan, dan pembagian secara vertikal, yaitu mencakup dua jenis, istana
(dargah) dan sekretariat negara (divan atau mamalik). Penyelenggaraan negara
dipercayakan kepada para amir (kepala suku) tingkat atas dan wazir (menteri)
yang tergabung dalam suatu dewan (jangi). Terdapat lembaga yang tercakup dalam
dewan tersebut (majelis nivis) yang terdiri dari sejarawan istana, sekretaris
pribadi Syah, dan kepala intelejen.
2. Ekonomi
Ekonomi dikendalikan langsung oleh pusat. Banyak memperkuat di bidang
pertanian dengan memperbanyak pengalihan tanah negara menjadi tanah raja.
Pertumbuhan ekonominya semakin baik karena stabilitas keamanan yang dinamis dan
situasi dalam negeri yang terkendali. Pelabuhan Bandar Abbas menjadi jalur
perdagangan antara Timur dan Barat sehingga sektor perdagangan semakin maju. Di
bidang pertanian mengalami kemajuan terutama di daerah Bulan Sabit yang subur.
3. Ilmu Pengetahuan
Didirikan lembaga pendidikan Syiah oleh Syah Abbas, yaitu sekolah teologi
untuk lebih memantapkan akan aliran Syiah. Beberapa nama ilmuwan, sastrawan,
dan sejarawan Safawi antara lain, Muhammad bin Husain Al-Amili Al-Juba’i,
Muhammad Baqir Astarabadi, Sarudin Muhammad bin Ibrahim Syirazi, dan Muhammad
Baqir Majlisi.
4. Bangunan dan Seni
Kantor, masjid, rumah sakit, dan jembatan raksasa dibangun dengan gaya
arsitektur yang indah. Di bidang seni, terlihat dalam kegiatan dan hasil dari
kerajinan tangan, keramik, karpet, dan seni lukis.
2.1.7. KERAJAAN MOGUL
Didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-1530 M) di India. Babur diwarisi
daerah Ferghana dari ayahnya ketika berusia 11 tahun. Berdirinya Kerajaan Mogul
di India menimbulkan serangan dari Kerajaan Hindu, serangan ini dapat
dikalahkan oleh Babur. Babur memerintah selama 30 tahun, setelah wafat
digantikan putranya, Humayun yang hanya memerintah selama 9 tahun karena
kondisi dalam negeri tidak aman dengan munculnya pemberontakan. Humayun
meninggal dan digantikan oleh anaknya yang berusia 14 tahun, Akbar. Urusan
pemerintahan diserahkan kepada Bairam Khan. Ketika Akbar dewasa, ia memperluas
wilayah dengan menaklukan daerah Chundar, Ghond, Orisa, dan Asingah.
Pemerintahan dijalankan secara militeristik, pemimpin daerah dipimpin ileh
seorang komandan (sipah saleh). Terjadi kemajuan di berbagai bidang, misalnya
ekonomi dan pertanian, yang dipacu oleh stabilitas politik yang aman dan
pemerintahan yang stabil. Karya Malik Muhammad Jayadi yang berjudul “Padmayat”
menjadi karya sastra yang paling menonjol. Demikian juga pembangunan masjid
indah dan megah yang berlapis mutiara yang disebut “Taj Mahal”.
2.1.8. Manfaat Sejarah
Perkembangan Islam Abad Pertengahan
Beberapa manfaat dari
sejarah perkembangan Islam abad pertengahan diantaranya:
1.
Jiwa dan semangat persatuan serta kesatuan yang dibina oleh tiga kerajaan besar
dapat membangun kerajaan pada zamannya.
2.
Kerja keras dan pantang menyerah yang dilakukan oleh rakyat dan pemimpin pada
masa pertengahan telah membuahkan hasil yang gemilang.
3.
Kreativitas dan ketekunan yang dimiliki para ilmuwan pada masa pertengahan
telah melahirkan berbagai ilmu pengetahuan dan perkembangan kebudayaan.
2.1.9. Pengaruh Perkembangan
Islam Abad Pertengahan
Terhadap Umat Islam di
Indonesia
Pengaruh perkembangan
Islam abad pertengahan terhadap umat Islam di Indonesia antara lain:
1.
Muncul pemahaman dari metode berpikir tradisional menjadi rasional.
2.
Berkembang pendekatan teologi Asy’ariyah.
3.
Muncul madzab yang sangat besar yaitu Syafi’i, Maliki, Hambali, dan Hanafi.
4.
Memberikan pengaruh positif yang memiliki peradaban bagi masyarakat di
Indonesia.
5.
Mengembangkan syiar Islam sehingga nilai-nilai ajaran Islam dapat dianut dan
dilaksanakan masyarakat muslim di Indonesia.
2.2. PERKEMBANGAN AJARAN ISLAM PADA MASA MODERN
2.2.1. Pada bidang Akidah
Salah satu pelopor
pembaruan dalam dunia Islam Arab adalah suatu aliran yang bernama Wahabiyah
yang sangat berpengaruh di abad ke-19. Pelopornya adalah Muhammad Abdul Wahab
(1703-1787 M) yang berasal dari nejed, Saudi Arabia. Pemikiran yang dikemukakan
oelh Muhammada Abdul Wahab adalah upaya memperbaiki kedudukan umat Islam dan
merupakan reaksi terhadap paham tauhid yang terdapat di kalangan umat Islam
saat itu. Paham tauhid mereka telah bercampur aduk oleh ajaran-ajaran tarikat
yang sejak abad ke-13 tersebar luas di dunia Islam.
Masalah tauhid memang
merupakan ajaran yang paling dasar dalam Islam . oleh karena itu, tidak
mengherankan apabila Muhammad Abdul Wahab memusatkan perhatiannya pada
persoalan ini. Ia memiliki pokok-pokok pemikiran sebagai berikut.
- Yang harus disembah hanyalah Allah SWT dan orang yang menyembah selain dari Nya telah dinyatakan sebagai musyrik
- Kebanyakan orang Islam bukan lagi penganut paham tauhid yang sebenarnya karena mereka meminta pertolongan bukan kepada Allah, melainkan kepada syekh, wali atau kekuatan gaib. Orang Islam yang berperilaku demikian juga dinyatakan sebagai musyrik
- Menyebut nama nabi, syekh atau malaikat sebagai pengantar dalam doa juga dikatakan sebagai syirik
- Meminta syafaat selain kepada Allah juga perbuatan syrik
- Bernazar kepada selain Allah juga merupakan sirik
- Memperoleh pengetahuan selain dari Al Qur’an, hadis, dan qiyas merupakan kekufuran
- Tidak percaya kepada Qada dan Qadar Allah merupakan kekufuran.
- Menafsirkan Al Qur’an dengan takwil atau interpretasi bebas juga termasuk kekufuran.
Pemikiran-pemikiran
Muhammad Abdul Wahab yang mempunyai pengaruh pada perkembangan pemikiran
pembaruan di abad ke-19 adalah sebagai berikut.
- Hanya alquran dan hadis yang merupakan sumber asli ajaran-ajaran Islam. Pendapat ulama bukanlah sumber
- Taklid kepada ulama tidak dibenarkan
- Pintu ijtihad senantiasa terbuka dan tidak tertutup
Muhammad Abdul Wahab
merupakan pemimpin yang aktif berusaha mewujudkan pemikirannya. Ia mendapat
dukungan dari Muhammad Ibn Su’ud dan putranya Abdul Aziz di Nejed. Paham-paham
Muhammad Abdul Wahab tersebar luas dan pengikutnya bertambah banyak sehingga di
tahun 1773 M mereka dapat menjadi mayoritas di Ryadh. Di tahun 1787, beliau
meninggal dunia tetapi ajaran-ajarannya tetap hidup dan mengambil bentuk aliran
yang dikenal dengan nama Wahabiyah.
2.2.2. Pada bidang Ilmu
Pengetahuan
Islam merupakan agama
yang sangat mendukung kemajuan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, Islam
menghendaki manusia menjalankan kehidupan yang didasarkan pada rasioanlitas atau akal dan iman.
Ayat-ayat Al Qur’an banyak memberi tempat yang lebih tinggi kepada orang yang
memiliki ilmu pengetahuan, Islam pun menganjurkan agar manusia jangan pernah
merasa puas dengan ilmu yang telah dimilikinya karena berapapun ilmu dan
pengetahuan yang dimiliki itu, masih belum cukup untuk dapat menjawab
pertanyaan atau masalah yang ada di dunia ini. Firman Allah SWT.
Artinya : “Dan seandainya pohon-pohon di
bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepada tujuh laut
(lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan)
kalimat Allah. Sesungguhnya Allah maha perkasa lagi maha bijaksana.” (QS
luqman : 27)
Ajaran Islam tersebut
mendapat respon yang positif dari para pemikir Islam sejak zaman klasik
(650-1250 M), zaman pertengahan (1250-1800 M) hingga periode modern (1800 m dan
seterusnya.
1) Jamaludin Al Afgani (Iran 1838 – Turki 1897)
Salah satu sumbangan
terpenting di dunia Islam diberikan oleh sayid Jamaludin Al Afgani. Gagasannya
mengilhami kaum muslim di Turki, Iran, mesir dan India. Meskipun sangant anti
imperialisme Eropa, ia mengagungkan pencapaian ilmu pengetahuan barat. Ia tidak
melihat adanya kontradiksi antara Islam dan ilmu pengetahuan. Namun, gagasannya
untuk mendirikan sebuah universitas yang khusus mengajarkan ilmu pengetahuan
modern di Turki menghadapi tantangan kuat dari para ulama. Pada akhirnya ia
diusir dari negara tersebut.
2) Muhammad Abduh (mesir 1849-1905) dan Muhammad Rasyd Rida (Suriah
1865-1935)
Guru dan murid tersebut
sempat mengunjungi beberapa negara Eropa dan amat terkesan dengan pengalaman
mereka disana. Rasyd Rida mendapat pendidikan Islam tradisional dan menguasai bahasa
asing (Perancis dan Turki) yang menjadi jalan masuknya untuk mempelajari ilmu
pengetahuan secara umum. Oelh karena itu, tidak sulit bagi Rida untuk bergabung
dengan gerakan pembaruan Al Afgani dan Muhammad Abduh di antaranya melalui
penerbitan jurnal Al Urwah Al Wustha yang diterbitkan di paris dan disebarkan
di Mesir. Muhammad Abduh sebagaimana Muhammad Abdul Wahab dan Jamaludin Al
Afgani, berpendapat bahwa masuknya bermacam bid’ah ke dalam ajaran Islam
membuat umat Islam lupa akan ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya. Bid’ah itulah
yang menjauhkan masyarakat Islam dari jalan yang sebenarnya.
3) Sir Sayid Ahmad Khan
(india 1817-1898)
Sir Sayid Ahmad Khan
adalah pemikir yang menyerukan saintifikasi masyarakat muslim. Seperti halnya
Al Afgani, ia menyerukan kaum muslim untuk meraih ilmu pengetahuan modern. Akan
tetapi, berbeda dengan Al Afgani ia melihat adanya kekuatan yang membebaskan
dalam ilmu pengetahuan dan tekhnologi modern. Kekuatan pembebas itu antara lain
meliputi penjelasan mengenai suatu peristiwa dengan sebab-sebabnya yang
bersifat fisik materiil. Di barat, nilai-nilai ini telah membebaskan orang dari
tahayuldan cengkeraman kekuasaan gereja. Kini, dengan semangat yang sama, Ahmad
Khan merasa wajib membebaskan kaum muslim dengan melenyapkan unsur yang tidak
ilmiah dari pemahaman terhadap Al Qur’an. Ia amat serius dengan upayanya ini
antara lain dengan menciptakan sendiri metode baru penafsiran Al Qur’an.
Hasilnya adalah teologi yang memiliki karakter atau sifat ilmiah dalam tafsir
Al Qur’an
4) Muhammad Iqbal (Punjab 1873-1938)
Generasi awal abad ke-20
adalah Sir Muhammad Iqbal yang merupakan salah seorang muslim pertama di anak
benua India yang sempat mendalami pemikiran barat modern dan mempunyai latar
belakang pendidikan yang bercorak tradisional Islam. Kedua hal ini muncul dari
karya utamanya di tahun 1930 yang berjudul The
Reconstruction of Religious Thought in Islam (Pembangunan Kembali
Pemikiran Keagamaan dalam Islam). Melalui penggunaan istilah recontruction, ia mengungkapkan
kembali pemikiran keagamaan Islam dalam bahasa modern untuk dikonsumsi generasi
baru muslim yang telah berkenalan dengan perkembangan mutakhir ilmu pengetahuan
dan filsafat barat abad ke-20
2.2.3. Perkembangan
Kebudayaan pada masa Pemabaharuan
Islam dan kebudayaannya tidak
hanya merupakan warisan dari masa silam yang gemilang, namun juga salah satu
kekuatan penting yang cukup diperhitungkan dunia dewasa ini. Al Qur’an terus
menerus dibaca dan dikaji oleh kaum muslim. Budaya Islam pun tetap merupakan
faktor pendorong dalam membentuk kehidupan manusia di permukaan bumi.
Toleransi beragama
merupakan salah satu kebudayaan Islam dan tidak ada satupun ajaran Islam yang
bersifat rasialisme. Dalam hal ini, agama yang ditegakkan oleh Nabi Muhammad
mengandung amanat yang mendorong kemajuan bagi seluruh umat manusia, khusunya
umat Islam di dunia.
2.2.4. Manfaat Sejarah Islam
pada Masa Pembaruan
1.
Sejarah dikemukakan dalam Al Qur’an sebagai kisah atau peristiwa yang
dialami umat manusia di masa lalu. Orang yang tidak mau mengambil hikmah dari
sejarah mendapat kecaman karena mereka tidak mendapat pelajaran apapun dari
kisah dalam Al Qur’an. Melalui sejarah, kita dapat mencari upaya antisipasi
agar kekeliruan yang mengakibatkan kegagalan di masa lalu tidak terulang di
masa yang akan datang.
2.
Pelajaran yang dapat diambil dari sejarah dapat menjadi pilihan ketika
mengambil sikap. Bagi orang yang mengambil jalan sesuai dengan ajaran dan
petunjuk Nya, orang tersebut akan mendapat keselamatan
3.
pembaruan akan memberi manfaat berupa inspirasi unutk mengadakan
perubahan-perubahan sehingga suatu pekerjaan akan menajdi lebih efektif dan
efisien
4.
dalam sejarah, dikemukakan pula masalah sosial dan politik yang terdapat di
kalangan bangsa-bangsa terdahulu. Semua itu agar menjadi perhatian dan menjadi pelajaran
ketika menghadapi permasalahan yang mungkin akan terjadi
5.
pembaruan mempunyai pengaruh besar pada setiap pemerintahan. Sebagai
contoh, pada zaman Sultan Mahmud II sadar bahwa pendidikan madrasah tradisional
tidak sesuai lagi dengan tuntutan zaman abad ke-19. oleh karena itu, dibuatlah
pembaruan-pembaruan di bidang pendidikan yang memasukkan unsur ilmu pengetahuan
umum ke dalam sistem pendidikan negara tersebut.
6.
corak atau bentuk negara dianggap kalangan tertentu bukan persoalan agama,
tetapi persoalan duniawi sehingga hal tersebut diserhakan kepada manusia untuk
menentukannya. Hal seperti ini dilakukan oleh Mustafa Kemal Pasya dalam
menghapus sistem kekhilafan dari kerajaan Usmani.
2.2.5. Perilaku Cerminan
Penghayatan terhadap Sejarah Islam pada Masa Pembaruan
Ada beberapa perlaku
yang dapat dijadikan cerminan terhadap penghayatan akan sejarah perkembangan
Islam pada masa pembaruan ini. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut.
- Menyikapi kejadian masa lalu dengan sikap sabar dan menanamkan jihad yang sesuai dengan ajaran Al Qur’an dan hadis
- Sejarah dapat dijadikan sumber inspirasi untuk membuat langkah-langakah inovatif agar kehidupan menusia dapat damai dan sejahtera baik di dunia maupun di akhirat.
- Memotivasi diri terhadap masa depan agar memperoleh kemajuan serta mengupayakan agar sejarah yang mengandung nilai negatif atau kurang baik tidak akan terualng kembali.
- Membangun masa depan berdasarkan pijakan-pijakan yang telah ada di masa lalu sehingga dapat membangun negara senantiasa menjadi negara yang baik dan mendapat ampunan dari Allah SWT
- Ilmu pengetahuan dan tekhnologi di masa pembaruan cukup canggih dan menakjubkan sehingga melalui proses belajar akan dapat diperoleh kemajuan yang lebih baik bagi gemerasi-generasi muslim di masa depan.
2.2.6. Pengaruh Perkembangan
Dunia Islam terhadap Umat Islam di Indonesia
Pembaruan di
negara-negara timur tengah tidak hanya tersebar di lingkungan mereka sendiri,
namun juga meluas hingga ke Indonesia. Pengaruh-pengaruh dari pembaruan
tersebut antara lain sebagai berikut.
1.
Gema pembaruan yang dilakukan oleh Jamaludin Al Afgani an syekh Muhammadn
Abdul Wahhab sampai juga ke Indonesia, terutama terhadap tokoh-tokoh seperti
Haji Muhammad Miskin (Kabupaten Agam, Sumatera Barat), Haji Abdur Rahman
(Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat), dan Haji Salman Faris (Kabupaten
Tanah Datar, Sumatera Barat). Mereka dikenal dengan nama Haji Miskin, Haji
Pioabang dan Haji sumaniik. Sepulang dari tanah suci, mereka terilhami oleh
paham syekh Muhammad Abdul Wahhab. Mereka pulang dari tanah suci pada tahun
1803 M dan sebagai pengaruh pemikiran para pembaru timur tengah tersebut adalah
timbulnya gerakan paderi. Gerakan tersebut ingin membersihkan ajaran Islam yang
telah bercampur-baur dengan perbuatan-perbuatan yang bukan Islam. Hal ini
menimbulkan pertentangan antara golongan adat dan golongan Paderi.
2.
Pada tahun 1903 M murid-murid dari Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawy,
seorang ulama besar bangsa Indonesia di makkah yang mendapat kedudukan mulia di
kalangan masyarakat dan pemerintahan Arab, kembali dari tanah suci. Murid-murid
dari syekh ahmad inilah yang menjadi pelopor gerakan pembaruan di minangkabau
dan akhirnya berkembang ke seluruh Indonesia. Mereka antara lain sebagai
berikut : Syekh Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka), Syekh Daud
Rasyidi, Syekh Jamil Jambik dan Kyai Haji Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah)
3.
Munculnya berbagai organisasi dan kelembagaan Islam modern di Indonesia
pada awal abad ke-20, baik yang bersifat keagamaan, politik maupun ekonomi.
Organisasi tersebut ialah sebagai berikut.
a.
Jamiatul Khair (1905 M) yang merupakan wadah lembaga pendidikan dan
pengkaderan generasi muda penerus perjuangan Islam dan berlokasi di Jakarta
b.
Muhammadiyah (18 November 1912) yang didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan. Ia memiliki
pemikiran yang tidak menghendaki berkembangnya bid’ah, tahayul kurafat dan
mengembalikan ajaran Islam yang sesuai dengan Al Qur’an dan hadis di Yogyakarta
c.
Al Irsyad (1914 M) dibawah pimpinan Ahmad Sukarti dan bertempat di Jakarta.
d.
Persatuan Islam (persis) dibawah pimpinan Ahmad Hasan yang didirikan tahun
1923 di Bandung. Al Irsyad dan Persis memiliki bentuk gerakan yang hampir sama
dengan Muhammadiyah.
e.
Seriakt Dagang Islam (1911) di bawah pimpinan Haji Samanhudi di Solo. Pada
awalnya gerakan tersebut bersifat ekonomi dan keagamaan. Akan tetapi kemudian
berubah menjadi kegiatan yang bersifat politik. Terjadi perubahan kembali
menjadi Partai Serikat Islam dan pada tahun 1929 kembali berubah menjadi PSII
(partai Serikat Islam Indonesia).
f.
Jamiyatul Nahdatul Ulama (NU) yang lahir 13 Januari 1926 di surabaya di
bawah pimpinan KH Hasym Asyari. Nahdatul Ulama merupakan wadah para ulama di
dalam tugas memimpin masyarakat muslim menuju cita-cita kejayaan Islam.
Gerkannya kemudian juga berubah ke arah politik
g.
Matla’ul Anwar (1905) di Menes, Banten yang didirikan oleh KH M. Yasin.
Organisasi ini bersifat sosial keagamaan dan pendidikan.
h.
Pergerakan Tarbiyah (Perti) di Sumatera Barat yang didirikan oleh Syekh
Sulaiman Ar Rasuli pada tahun 1928. organisasi ini bergerak di bidang
pendidikan, membasmi bid’ah, khurafat dan tahayul serta taklid di kalangan umat
Islam
i.
Persatuan Muslim Indonesia (Permi) yang didirikan pada tanggal 22 mei 1930
di bukit tinggi. Organisasi ini pada mulanya bersifat keagamaan, tetapi
kemudian menjadi partai politik yang menuntut kemerdekaan Indonesia.
Pemimpinnya adalah Muchtar Lutfi
j.
Majlis Islam ‘Ala Indonesia yang didirikan atas prakarsa KH Ahmad Dahlan
dan KH Mas Mansur pada tahun 1937. pada mulanya organisasi ini tidak terlibat
pada kegiatan politik, tapi pada akhirnya terlibat pula dalam politik praktis
yaitu dengan melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda.
BAB III
PENUTUP
3.1.Simpulan
Berbagai perjuangan dan perjalanan perkembangan islam yang telah
terjadi Dapat disimpulkan bahwa gerakan pembaruan yang menyebabkan lahirnya
organisasi keagamaan pada mulanya bersifat keagamaan, tetapi seiring dengan
kondisi masyarakat pada saat itu kemudian menjelma menjadi kegiatan politik
yang menuntut kemerdekaan Indonesia dan hal tersebut dirasakan mendapat
pengaruh yang signifikan dari pemikir-pemikir para pembaru Islam, baik di
tingkat nasional maupun internasional.
Daftar Pustaka
http://www.scribd.com/doc/29149381/Perkembangan-Islam-Modern
http://www.scribd.com/doc/27378848/Perkembangan-islam-abad-pertengahan
http://www.scribd.com/doc/74770336/makalah-agam-dari-buku
http://www.scribd.com/doc/110643481/Makalah-Perkembangan-Islam-Abad-Pertengahan
http://destafiana96.wordpress.com/2013/11/17/makalah-perkembangan-islam-pada-abad-pertengahan/
http://www.slideshare.net/search/slideshow?searchfrom=header&q=makalah+perkembangan+islam++pertengahan&ud=&ft=&lang=&sort=
http://www.scribd.com/doc/146284076/Perkembangan-Islam-Pada-Masa-Modern
terima kasih, artikel ini sangat bermanfaat
ReplyDeleteAsalamualaikum
ReplyDelete